Thursday, September 14, 2006

Aku lupakan lagi

Dear Rindu,

Kabarku di sini baik-baik saja. Aku yakin kau dan Dinda juga baik-baik saja. Jujur, akhir-akhir ini aku sedang mengalami "homesick" yang amat sangat berat yang pernah kualami. Bahkan dulu tiga bulan masa Pendidikan Dasar Kedisiplinan saat di SMA dulu tidak pernah aku "homesick' separah ini. Namun hal itu agak ringan ketika aku mencoba "live as Dutch live". Aku baru saja pulang dari "borrel", minum-minum bersosialisasi ala Belanda dengan teman satu fakultas di kampus. Aku mendapat seorang "sahabat" orang Belanda yang pengen punya istri orang Indonesia.

Aku teruskan ceritaku setelah panggilan wawancara. Senin, tanggal 22 Mei 2005 pukul 08.00, aku sudah hadir di tempat wawancara memakai baju batik kesayanganku. Minder juga melihat yang lainnya seperti sudah pasti keterima karena merupakan peserta program double degree. Aku merupakan peserta terakhir yang diwawancarai karena statusku yang "cadangan". Saat itu pertanyaannya lebih fokus tentang kesesuaian apa yang kutulis dengan kenyataan yang sebenarnya, motivasi dan kesiapan mental untuk diberangkatkan (hiikks, ternyata aku tidak cukup tangguh untuk tidak "homesick"). Terus tentang "korupsi", karena korupsi merupakan tema StuNed tahun ini.

Begitulah. Kemudian aku lupakan. Dan gempa mengguncang Jogja pada hari Sabtu di minggu yang sama aku diwawancarai. Dan semakin aku lupakan.

Aduh, perutku koq tiba-tiba sakit ya? Rindu, maafkan aku harus menyudahi cerita ini.

Beste,
Enade

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home