Wednesday, March 19, 2008

Secangkir coklat panas di break kafe, Jakal km 5 Yk

Hujan deras ... mengguyur Yogya setiap malam sejak aku menginjakkan kaki di Bandara Adi Sutjipto.

Secangkir coklat panas dan sepiring salad buah dengan hotspot gratis di break kafe jalan kaliurang km 5 Yogya cukup membuka kembali jendela ke dunia maya. Bandwith yang "besar" di "tempat kerja" belum memuaskan he..he..he.. Namun tulisn ini ditulis di warnet gemini jalan monjali (aku lupa nama barunya).

Satu yang belum kurasakan di Jogja: Aku belum sempat menjelajah unia malam Jogja yang terpaksa kutinggalkan 1.5 tahun silam. Banyak perubahan katanya. Dua alasan utama adalah: Malam hari Jogja selalu diguyur hujan deras dan "partner in crime" tidak ada yang di Yogya.

Hm... besok pada libur Paskah. Ayo.. rekan-rekan seperjuangan.. pulang ke Jogja dan ketemuan yuksss...

Sunday, March 09, 2008

Secangkir coklat panas sebelum pulang (?)

Pulang, dosgil akan terbang ke Indonesia siang ini. BUat teman-teman di Amsterdam, "sampai jumpa lagi". Buat rekan-rekan di Jogja, "Ketemuan yukkkssss."

p.s: Tanda tanya di belakang judul merupakan perenungan dosgil. Pulangnya adalah ke mana?

Friday, March 07, 2008

Secangkir teh panas setelah menata koper

Menata koper? Ya, menata koper. Itu yang baru saja dilakukan dosen gila baru saja. Setelah itu masak fuyunghay dengan "sea food cocktail" dan makan bareng dua teman yang tinggal satu flat. Menghabiskan bahan makan yang ada di kulkas. Ditutup dengan secangkir teh panas "English Tea Blend".

Kurang dari 4 kali 24 jam, dosgil dijadwalkan sudah kembali menginjakkan kaki di Jakarta. Perjalanan kali kedua setelah November silam. November-Maret merupakan 4 bulan yang cukup dramatis dalam satu fase yang harus dilalui dosgil. Mungkin yang setara dengan itu adalah rentang Agustus-Desember 2006. Dan saat-saat itu adalah saat-saat blog ini cukup aktif diupdate. Dan hari-hari mendatang di Yogyakarta juga merupakan saat-saat mendebarkan.

ketika jemari ini mulai melemah
serak suara masih berteriak meski lirih
sejenak merenung dan biarkan jari bercerita
hanyalah sebuah keluh kesah belaka
bukan perlawanan yang diperjuangkan
melainkan sekedar menyapa angin yang lewat
dan air yang mengalir pergi
meninggalkan jejak
kadang meninggalkan cerita
satu yang pasti
bahwa yang ada hanyalah janji dan harapan

Sunday, March 02, 2008

Secangkir teh tawar panas mengakhiri akhir pekan ini

Sudah lama juga ya dosgil tidak meng-update blognya ini. Ah seperti biasa, si dosgil sok sibuk. Kemarin sempat mencoba meng-update tapi kehilangan kata-kata jadinya hanya menulis bait-bait puisi tidak jelas, mengenang cinta yang sempat melayani hatinya.

Apa saja sih yang terjadi sejak "seminggu bersama Itcha"? Yang jelas lebih dari 2 minggu telah dilewati lagi bersama Itcha, dan status dosgil sudah berubah: dari student menjadi medewerker, setelah penantian yang hampir tidak berujung.

Bagi dosgil waktu dua minggu ini terasa cepat, sangat cepat sekali. Padahal di minggu pertama dilewatinya hanya dengan berbaring sambil sesekali menengok Itcha karena diserang common cold yang memang sepertinya menjadi penyakit yang melanda negeri yang cuacanya panas-dingin tidak stabil ini. Nah minggu kedua: mengejar tugas-tugas yang terbengkalai di minggu pertama. Tahu-tahu sudah week end lagi dan kejadian hari Paklik Ntin terulang lagi dengan setting yang berbeda. Janjian ketemu di Amsterdam CS (telat karena sesuatu dan lain hal), berjalan menyusuri kanal menuju Kam Yin dan kemudian menikmati makanan sambil bersenda gurau. Lalu kembali menyusuri tepian kanal menuju ke Dam. Kali ini dosgil berkesempatan melihat dan menunjukkan kepada bidadari dari apelonia suatu s*x shop (itu tuh yang menjual peralatan dan film-film berbau XXX, tapi aku koq gak penah nemu JAV ya?) yang di atas pintu masuknya tertulis "si Deus pro nobis quis contra nos" yang artinya kurang lebih demikian: "Jikalau Allah memihak kita, siapakah lawan kita?" (sepertinya diambil dari Roma 8:31). Dan berdua kita saling bertatapan dan tertawa terbahak-bahak bersama dan mengambil kesimpulan yang mirip: This is Amsterdam. Iyalah, suatu kota dimana bisa didapati sebuah s*x shop memajang hal religius di atas pintu masuk (yang menurut dosgil, mungkin karena ketidaktahuan semata dari pemilik s*x shop), ya hanya di sini (mungkin). Skrinsyut akan disampaikan nanti kalau dosgil dah dapat kamera yang memadai. Bagi yang kebetulan berada di Amsterdam dan pengen membuktikan, silakan susuri jalan dari Amsterdam Centraal Statiun menuju ke Dam. Nah gang pertama setelah kanal berakhir belok kiri, ada gan kecil masuk saja. Si s*x shop ada disitu di kanan jalan. Akhirnya dosgil dan sang bidadari memilih untuk naik tram ke Leidsplein. Dan malam cepat berakhir seiring dengan tandasnya 3 gelas wittewijn dan warme chocolade met rum. Sedikit pelukan dan ciuman pipi tiga kali sebagai pertanda bahwa pagi sudah menggantikan malam. Greeting khas Belanda.

Hm.. kali ini dosgil sudah mulai lagi melepaskan trauma dari secangkir teh. Secangkir teh mulai menemani lagi melewai malam-malam sepi saat mengerjakan banyak hal. Dan sekarang secangkir teh menemani dosgil menulis di blog ini sambil rapat dewan pengawas PPI Amsterdam. Dosgil bersyukur untuk hari-hari yang indah ini dan tidak lupa meohon kekuatan dan ketabahan menghadapi hari-hari berikutnya yang pasti indah seturut rencana-Nya

Merdeka!